PANGERSA ABAH ANOM QS MENERIMA & MEMBALAS HADIAH MURIDNYA
Sekian tahun yg lalu terlintas di dlm hati Haji Rena ingin menghadiahkan mobil VW Combi kpd Pangersa Abah Anom qs. Tetapi ketika itu Haji Rena masih belum menemukan mobil VW Combi yg bagus. Sehingga Haji Rena justru membeli mobil Minibus Mitsubishi Star Wagon Chaptain Seat dari Mas Adi putra Jendral Yoga Soegomo.
Haji Rena dgn hati gembira penuh syukur ingin memperlihatkan mobil tsb kpd Pangersa Abah. Maka pada suatu pagi Haji Rena segera berangkat menuju ke Pontren Suryalaya. Setelah menghadap Pangersa Abah maka Haji Rena langsung menceritakan tentang mobil tsb.
Pangersa Abah kemudian berkata: “Ayo, Ren, kita coba mobil ini sambil lihat lokasi tanah yg akan dibangun kampus (Latifah Mubarokiyah).”
Haji Rena dgn mobil barunya kemudian membawa Pangersa Abah berkeliling di sebidang tanah kosong yg sekarang menjadi kampus IAILM. Sambil menikmati kenyamanan mobil tsb Pangersa Abah berkata: “Ren, mobil ini bagus ya? Coba dengerin deh, Ren… Suara mesinnya halus… Ini setaraf dgn VW Combi…”
Haji Rena hanya terdiam saja tanpa berkata sepatah kata pun sambil merenungi ucapan Pangersa Abah. Setelah merasa cukup berkeliling memantau lokasi akhirnya mereka kembali ke Madrasah. Pangersa Abah kemudian masuk ke dlm Madrasah demikian juga Haji Rena bersiap-siap utk mandi.
Selesai mandi menjelang maghrib, kemudian Haji Rena menelepon istrinya. Haji Rena bertanya: “Apakah kamu ikhlas kalo kita hadiahkan mobil ini kpd Pangersa Abah?”
“Silakan saja.. Kalo utk Abah.. Apa pun saya ikhlas..” Jawab istri Haji Rena secara spontan.
Maka keesokan paginya Haji Rena menemui Pangersa Abah serta menyampaikan maksudnya: “Abah, rencananya mobil ini akan saya hadiahkan kpd Abah..”
“Ohh utk apa, Ren..? Kenapa..?” Tanya Pangersa Abah dgn tersenyum, “Abah kan gak minta mobil..”
“Iya memang Abah tdk minta mobil… Tapi kan Rena yg ingin ngasih mobil kpd Abah… Namanya juga Rena orang biasa… Ingin rezeki Rena dipake sama Abah… Mudah-mudahan Abah menerima mobil Rena ini…” Jawab Haji Rena dgn sikap ta’zhim.
“Iyaa, Ren.. Tapi Rena bawa pulang saja dulu mobilnya.. Nanti Abah kasih kabar..” Pangersa Abah menerima niat Haji Rena.
Haji Rena terus menunggu kabar berita dari Pangersa Abah yg tak kunjung tiba. Sehingga beberapa waktu kemudian Haji Rena datang lagi ke Pontren Suryalaya dgn membawa surat-surat kelengkapan mobil tsb. Di hadapan Pangersa Abah kemudian Haji Rena berkata: “Ini, Abah, surat-surat mobil.. Semuanya sdh Rena bawa.. Agar Abah berkenan menerimanya..”
“Baik, Abah terima.. Tapi sekarang mobilnya Rena bawa kembali ke Jakarta..” Kata Pangersa Abah.
Kemudian Haji Rena kembali pulang dgn membawa mobil tsb. Beberapa hari kemudian Haji Rena menerima telepon dari Haji Baban putra Pangersa Abah. Haji Baban menyampaikan: “Ren, kata Abah besok antarkan mobil ke Suryalaya.. Tapi jangan sampai lewat Ashar.. Kalo sampai lewat Ashar berarti gak jadi kata Abah..”
Maka keesokan harinya ba’da Shubuh Haji Rena langsung berangkat membawa mobil tsb ke Suryalaya. Menempuh rute perjalanan Jakarta - Tasikmalaya ketika itu belum ada jalan tol Cipularang. Haji Rena bersyukur bisa tiba di Pontren Suryalaya pd waktu Zhuhur. Serta Pangersa Abah berkenan menerima hadiah mobil tsb.
Betapa bahagianya Haji Rena krn hadiah pemberiannya diterima oleh Pangersa Abah. Namun ternyata rasa syukur & bahagianya Haji Rena tdk hanya sampai di situ. Beberapa waktu kemudian Haji Rena mendapatkan hadiah mobil Mitsubishi Jeep Pajero Paris Dakkar Built Up dari Mas Bambang putra Jendral Yoga Soegomo. Sebuah mobil limited edition karena hanya ada lima di Indonesia. Subhaanallaah!
Haji Rena meyakini karunia Allah swt ini terjadi dgn barakah & karamah Pangersa Abah. Serta menyadari memang demikianlah kasih sayang seorang guru mursyid sejati kpd muridnya. Ketika seorang murid memberikan hadiah maka sang guru dgn barakah & karamahnya langsung membalas hadiah tsb. Bahkan dgn balasan yg nilainya lebih besar dari hadiah pemberian sang murid. Alhamdulillaah.. Wallaahu a’lam..