Senin, 07 Juli 2014

Pengertian Ilmu Yakin, Ainul Yakin dan Hakul Yakin

Assalamualaikum wr wb







Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt.

Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta’ala.

Jadi Ilmu al yaqin itu adalah keyakinan akan keberadaan Allah swt berdasar ilmu pengetahuan tentang sebab akibat atau melalui hukum kausalita, seperti keyakinan dari para ahli ilmu kalam. Misalnya apa saja yang ada di alam semesta ini adalah sebagai akibat dari sebab yang telah ada sebelumnya. Sedangkan sebab yang telah ada sebelumnya yang juga merupakan akibat dari sebab yang sebelumnya lagi, sehingga sampai pada satu sebab yang tidak diakibatkan oleh sesuatu sebab, yang disebabkan penyebab pertama atau causa prima. Dan itulah Tuhan.

Di dalam Ainul Yaqin, tatkala seseorang ‘arifiin’ telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta’ala yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta’ala maka sama halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta’ala dekat sekali dengan dirinya. “Bukan menghadirkan Allah” akan tetapi menyadari bahwa “Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap2 sesuatu”. “Wahuwa Ma’akum Ainama kuntum” (Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).

Jadi maksud dari Ainul yaqin adalah Keyakinan yang dialami oleh orang yang telah melewati tahap pertama, yaitu ilmu al yaqin, sehingga setiap kali dia melihat sesuatu kejadian, tanpa melalui proses sebab akibat lagi dia langsung meyakini akan wujud Allah; sebagaimana ucapan:

Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ فِيْهِ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada sesuatu tersebut“

Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئً إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ قَبْلَهُ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya“

Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ بَعْدَهُ .

“Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah sesudahnya“.

Ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ مَعَهُ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah beserta sesuatu tersebut“.

Haqqul Yaqin, adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam2nya pada dirinya bahwa : “SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERLIHAT, TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN ILMU ALLAH TA’ALA, SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERDENGAR TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN KALAM ALLAH TA’ALA, DAN TIDAK ADA YANG TERASA MAUPUN DIRASAKAN MELAINKAN SIRRULLAH (ZATULLAH)”.

Penjelasan makna Haqqul yaqin bisa dimaksudkan keyakinan yang dimiliki oleh orang yang telah menyadari bahwa alam semesta ini pada hakekatnya adalah bayangan dari Penciptanya, sehingga dia dapat merasakan wujud yang sejati itu hanyalah Allah, sedangkan lainnya hanyalah bukti dari wujud yang sejati tersebut, yaitu Allah swt.


Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra/meresap pada diri, maka Allah akan JAZBAH dirinya sehingga sampailah ia pada maqom “KAMALUL YAQIN”.

IDHTIBA

Assalamualaikum wr wb



Mumpung lagi HOT... masalah IDHTIBA' ..  

Pakaian ihram ketika kain ihramnya di 'jepit' ketek kanan (dibawah ketek kanan), selendangnya bertumpu di pundak kiri, biasanya disebut IDHTHIBA'.. 
Idthiba' ini dari kata Dhab'un ... atau IBTH (artinya KETEK alias KETIAK alias KELEK..  )

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ اعْتَمَرُوا مِنَ الْجِعْرَانَةِ فَرَمَلُوا بِالْبَيْتِ وَجَعَلُوا أَرْدِيَتَهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ قَدْ قَذَفُوهَا عَلَى عَوَاتِقِهِمُ الْيُسْرَى

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat menunaikan umrah dari Ji’ranah. Mereka melakukan “ramal” (berjalan cepat dengan langkah-langkah yang pendek), dan memasukkan pakaian ihram mereka di bawah ketiak sebelah kanan, sedangkan kedua ujung kain tersebut disematkan di atas bahu sebelah kiri (idhthibaa‘)." (HR. Abu Dawud, no.1884)

Untuk permasalahan Idhthibaa’ inji, ada perbedaan pendapat ulama Madzhab :

1. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan pada saat thawaf, sedangkan pada saat sa’i tidak disunnahkan. Tidak semua thawaf disunnahkan idhthibaa‘, hanya untuk thawaf yang diikuti dengan sa’i saja. [Haasyiyah Ibn ‘Aabidiin, 2/481, Daar Al-Fikr, Beirut]
2. Madzhab Maliki berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu tidak dianjurkan baik pada saat thawaf maupun sa’i. [Fath Al-Baari, no. 1605, 3/534, Daar Al-Hadiits, Kairo]
3. Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan baik pada thawaf maupun sa’i. [Al-Majmuu’ Syarhu Al-Muhadzdzab, 8/27, Maktabah Al-Irsyaad, Jeddah]
4. Madzhab Hanbali berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan hanya pada saat thawaf, sedangkan pada saat sa’i tidak. Idhthibaa‘ hanya disunnahkan pada saat thawaf qudum saja, baik setelahnya diikuti dengan sa’i ataupun tidak. [Al-Mughni, 3/339, Maktabah Al-Qaahirah, Kairo]

Jadi sunnahnya, ketika thawaf (madzhab Syafi'i, Hanafi & Hanbali), kain ihramnya ber-idthiba'..
Cuma kalo ngambil madzhab Maliki... silahkan2 aja... mau bertelanjang dada, mau kayak diselimuti...

Sunnah lhoo eaaa... bukan wajib..

Minggu, 06 Juli 2014

Suami-Istri

Di dalam kehidupan kita pasti bertemu dengan namanya Cinta meskipun seorang Jomblo.

Seperti yang kita ketahui, Cinta adalah salah satu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Diriwayatkan dari Nabi Adam as, ketika ia sedang tidur lelap bermimpi bertemu dengan siti hawa.

Lalu Allah SWT mengambil salah satu tulang rusuknya Nabi Adam as di jadikan Siti hawa.

Dari riwayat tersebut jelas sekali kita dapat menyimpulkan seorang istri itu salah satu tulang rusuknya seorang Suami.

Suami istri itu satu jiwa, tapi kenapa adakalanya bertengkar???

Karena Satu jiwa Tapi 2 otak (kepala), satu jiwa 2 akal..

Hal itu terbukti ketika Siti hawa meminta buah huldi, hal yang tidak pernah terpikirkan Nabi Adam namun dipikirkan Siti hawa.

Nikmatnya Bulan Rhamadan

Bayangkan saja kamu sedang naik sepeda dari 1 tempat ke tempat lain. Pasti ada banyak tantangannya. Tapi semuanya tidak boleh menghentikan kamu untuk mencapai titik finish!


Saat sahur, persiapkan diri kamu untuk mendengar keriuhan di luar rumah. Mereka berkeliling untuk membangunkan kamu sahur! Beragam ‘alat musik’ dibawa, tapi yang paling kencang tentu saja suara mereka sendiri. SAHUUUURR!


Baca selengnya di http://Didinnurdin.readthisstory.net/id-2006832

Selasa, 01 Juli 2014

5 Hal Persiapan Mudik

5 Hal Yang Perlu Disiapkan Menjelang Mudik Tahun Ini.


Mudik itu seru dan selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya! Tahukah anda kalau hampir di setiap kebudayaan ada budaya pulang kampung? Misalnya di Amerika Serikat, tradisi mudik juga berlaku menjelang perayaan Hari Thanksgiving dan Natal.

Di Jepang dan Malaysia, budaya mudik juga ada, tapi tidak seheboh di Indonesia.

Menyambut mudik tahun ini, dibawah ini ada 5 hal yang perlu anda persiapkan:

1. Peta mudik yang jelas, termasuk lokasi penting seperti bengkel dan kantor polisi.
Baca selengkapnya di  Http://Didinnurdin.readthisstory.net/id-2018240