Jumat, 24 April 2020

KESAKSIAN AHLI HIKMAH BANTEN TERHADAP PANGERSA ABAH ANOM QS



KESAKSIAN AHLI HIKMAH BANTEN TERHADAP PANGERSA ABAH ANOM QS

Abah Syargani adalah tokoh ahli hikmah sekaligus pengamal TQN Banten dari silsilah Syaikh Abdul Karim al-Bantani ra. Pada era ’90-an Abah Syargani sering datang bersilaturahim & bertabarruk kpd Pangersa Abah Anom qs di Pontren Suryalaya. 

Ketika Abah Syargani datang Pangersa Abah selalu menyambutnya dgn gembira. “Eehh Syargani..” Demikian Pangersa Abah menyambut akrab kedatangan Abah Syargani.  

Abah Syargani memiliki banyak murid yang mengamalkan TQN Banten serta ilmu hikmah yang diajarkannya. Para murid Abah Syargani pada level tertentu biasanya mengalami pengujian ilmu kekebalan & ilmu kedigjayaan lainnya. 

Di antara adab Abah Syargani kepada Pangersa Abah adalah selalu memerintahkan murid-muridnya utk menghadiri majelis manaqib TQN Suryalaya. Serta melarang murid-muridnya menaiki menara Masjid Agung Banten ketika berziarah ke sana. Kata Abah Syargani: “Di Menara Masjid Agung Banten inilah Pangersa Abah meneropong jagad..!”

Subhaanallaah! Inilah kesaksian seorang ahli hikmah yang memiliki pengalaman mukasyafah. Walau pun secara fisik Pangersa Abah senantiasa menetap di Pontren Suryalaya. Tapi Abah Syargani sering menyaksikan Pangersa Abah secara ruhani memantau alam semesta di Menara Masjid Agung Banten. Ini menambah keyakinan bahwa Pangersa Abah memang Wali Quthub yang ditugaskan Allah swt memantau alam semesta. Wallahu a’lam.

SUNNAH MURSYID PANGERSA ABAH ANOM QS KETIKA RAMADHAN



SUNNAH MURSYID PANGERSA ABAH ANOM QS KETIKA RAMADHAN

1. Dahulu Pangersa Abah biasa makan sahur di antara jam 03.00 - 03.30 wib. Untuk menghindari tergesa gesa. Agar apa yang sudah beliau makan bisa tercerna dengan baik.

2. Membaca Tawassul 10 menit sebelum berbuka puasa. Lalu membaca do’a sampai waktu berbuka puasa.

3. Ketika waktu berbuka Pangersa Abah suka bertepuk tangan kecil tanda kegembiraan “farhatun ‘indal ifthar.” Lalu beliau berbuka dgn ta’jil ala kadarnya. Setelah itu Shalat Maghrib berjama’ah & dzikir harian berjama’ah. Dilanjutkan dgn shalat-shalat sunnah sesuai buku Ibadah. Barulah kemudian makan bersama keluarga & para kerabat.

4. Dzikir Khataman ba'da Maghrib dipindah pengamalannya ke ba'da Shubuh. Demikian juga Shalat Sunnah Lidaf'il Bala & Dzikir Khataman ba'da Isya dipindah sesudah Shalat Tarawih.

5. Shalat Tarawih yg dilakukan Pangersa Abah sebanyak 20 rakaat tanpa ditutup dengan Shalat Witir. Karena Pangersa Abah tetap istiqamah mengamalkan Shalat Witir sebagai bagian akhir dari rangkaian shalat-shalat sunnah Qiyamul Lail.

6. Ketika melaksanakan Shalat Tarawih, Pangersa Abah suka membaca satu surat Al-Qur’an dibagi pembacaannya untuk dua rakaat. Dengan tatacara seperti yg biasa dilakukan oleh Ajengan Sandisi & para imam tarawih di Masjid Nurul Asror Pontren Suryalaya.

7. Mulai malam ke-21 Ramadhan sampai akhir, Pangersa Abah melaksanakan Shalat Sunnah Lailatul Qadar ba’da Shalat Tarawih sebelum Shalat Lidaf’il Bala. Dengan kaifiyat: 4 rakaat 2 salam. Setiap rakaat ba’da Al-Fatihah membaca At-Takatsur 1x & Al-Ikhlas 3x.

Wallahu a’lam.

Biografi Pangersa Abah Anom Ponpes Suryalaya



SYEIKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TADJUL ARIFIN ( ABAH ANOM )

Riwayat hidup Abah Anom, pemimpin Ponpes Suryalaya sungguh berwarna. Lahir 1 Januari 1915 di Kampung Godebah, Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Keluarga bapaknya Syekh H Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad atau Abah Sepuh dan ibunya Hj Juhriyah. Semasa hidupnya Abah Anom mengenyam pendidikan umum di Sekolah Dasar Zaman Belanda "Vervoleg School" di Ciamis 1923-1931, kemudian masuk Madrasah Tsanawiyah di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya 1929-1931.

Selanjutnya menambah ilmu agama di Pesantren Cicariang, Pesantren Gentur dan Jambudipa Kabupaten Cianjur, kemudian Pesantren Cireungas-Cimalati Kabupaten Sukabumi yang mendalami khusus ilmu Hikmat, thoriqot, dan ilmu beladiri seperti silat, lalu Pesantren Citengah, Kabupaten Ciamis.

Bahkan Abah Anom melaksanakan Riyadoh dan ziarah ke makam para wali atas perintah ayahnya sambil menimba ilmu di pesantren Kaliwungu-Kendal-Jawa Tengah, kemudian di Bangkalan Madura bersama kakak kandungnya H.A Dahlan dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari Talaga, Majalengka.

Selanjutnya menunaikan ibadah haji ke Mekah tahun 1938, kemudian di Mekah memperdalam ilmu Tasawuf dan Tarekat selama tujuh bulan kepada syekh H Romli asal Garut, wakil Abah Sepuh yang bermukim di Jabal Gubeys, Mekah.

Setelah itu Abah Anom membantu bapaknya Abah Sepuh mengajar di Pesantren Suryalaya dan ikut berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia, hingga akhirnya diangkat memimpin pesantren Suryalaya dan menjadi Wakil Abah Sepuh.

Abah Anom selanjutnya bersama TNI aktif melawan gangguan keamanan yang diakibatkan oleh gerombolan DI/TII dan mendapatkan penghargaan jasa dibidang keamanan.

Selanjutnya Abah Anom aktif membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan diberbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, lingkungan hidup, sosial, kesehatan, koperasi dan politik sehingga banyak menerima penghargaan dari pemerintah.

Kemudian Abah Anom sejak tahun 1980 hingga wafatnya telah mendirikan sebanyak 22 Inabah sebagai panti rehabilitasi remaja korban narkotika dan telah berhasil menyembuhkan banyak para santri binaannya yang tergantung pada narkotika.

Sejak kepemimpinan Abah Anom di pondok pesantren itu cukup banyak dikunjungi berbagai tamu negara Indonesia maupun sejumlah pejabat negara dari berbagai mancanegara.

Qitab Ibadah - Pangersa Abah Anom PonPes Suryalaya




KATA PENGANTAR

Pembangunan Nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pada hakekatnya yaitu pembangunan manusia seutuhnya, yakni pembangunan yang bukan hanya pembangunan jasmani saja tapi juga pembangunan rohani.

Oleh sebab itu mengandung arti bahwa Pembangunan Nasional itu bukan hanya sekedar mengejar kemajuan lahiriyah dan bathiniyah saja, tapi sangat diharapkan adanya keseimbangan hubungan antara makhluq dengan Kholik-nya, antara manusia dengan manusia, juga antara manusia dengan alam sekitarnya. Ringkasnya harus ada keseimbangan antara kehidupan di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashash ayat 77 :

Artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu "

Dalam rangka mendorong masyarakat pada tujuan tersebut, betapa pentingnya pendidikan rohani, apakah melalui ceramah atau membaca buku keagamaan dan lain-lain.

Diantara beberapa buku keagamaan yang dapat mendorong pada tujuan tersebut diantaranya pendidikan akhlak dan yang penting adalah pelaksanaan ibadah secara intensif, khusyu' serta dawam/ langgeng.

Bagi kita selaku muslim pada umumnya, dan Ihwan Thoreqat Qoodiriyyah Naqsyabandiyah (TQN) pada khususnya, terutama bagi para pembina Korban Penyalahgunaan Narkotik dan Kenakalan Remaja lainnya, betapa pentingnya memiliki buku "IBADAH SEBAGAI METODA PEMBINAAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIK DAN KENAKALAN REMAJA" ini.

Diterbitkannya buku ini disamping sebagai bekal Ibadah Kaum Muslimin Ihwan TQN, juga mengandung maksud membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang pembinaan akhlak remaja, terutama mereka yang menyalahgunakan narkotik dan kenakalan remaja lainnya yang dibina di Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya. Kami berharap agar buku ini dijadikan pegangan bagi para pembina INABAH khususnya, dan bagi Ihwan TQN pada umumnya dan dapat dimanfaatkan demi kemaslahatan ummat manusia. Semoga Allah SWT meridloi usaha kita bersama. AllahummaAmien.

 

Suryalaya, 01 Juli 1985 Penyusun,

KHA. SHOHIBULWAFA TAJULARIFIN


PELAKSANAAN IBADAH

Jam 02.00 BANGUN TIDUR LALU MANDI

1. DO'A SEBELUM MANDI (MASUK JAMBAN) :

“ A’udzubillahi minal khubusi wal khobaits “

2. MANDI TAUBAT :

“ Robbi anzilni munzalan mubarokan wa anta khoerul munzilin”

3. SETELAH MANDI (KELUAR JAMBAN) :

“ Alhamdulillahilladzi adzhaba annil adzaa wa'afani ashhadu anla ilaaha ilallaah wa ashhadu anna muhammadarrosulullaah ”

4. SUNNAT SYUKRUL WUDLU 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan syukrul wudlu'i rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

5. SUNNAT TAHIYATUL MASJID 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan tahiyyatal masjidi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

6. SUNNAT TAUBAT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatat taubati rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

Kemudian bersujud menjerit hati untuk memohon kepada Alloh:

a). Mengharapkan ampunan Alloh dari segala dosa perdosaan,

b). Memohon dikabul segala maksud dan tujuan yang baik,

c). Menyatakan rasa syukur atas segala nikmat dan anugrah Alloh.

7. SUNNAT TAHAJUD SHALAT MALAM 12 RAKAAT 6 X SALAM, PALING SEDIKIT 2 RAKAAT :

“ Usholli sunnatat tahajjudi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

8. SUNNAT TASBIH 4 RAKAAT 2X SALAM :

“ Usholli sunnatat tasbihi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

MEMBACA TASBIH :

“ Subhanallah walhamdulillahi wala illaha ilallah wallahu akbar wala haola walaquwwata illa billahil aliyyil adziim “

a). RAKAAT KE-1 75 TASBIH

Berdiri 1 5 X 'Tasbih sesudah fatihah dan surat :

Ruku' 10 X Tasbih

I'tidal 10 X Tasbih

Sujud 10 X Tasbih

Lungguh 10 X Tasbih

Sujud 10 X Tasbih

Duduk 10 X Tasbih

b). RAKAAT KE-2 75 TASBIH

Berdiri 15 X Tasbih sesudah fatihah dan surat ;

Ruku' 10 X Tasbih

I'tidal 10 X Tasbih

Sujud 10 X Tasbih

Lungguh 10 X Tasbih

Sujud 10 X Tasbih

Duduk 10 X Tasbih

9. SUNNAT WITIR 11 RAKAAT 5/1 SALAM, PALING SEDIKIT 3 RAKAAT:

Qt)

“ Usholli sunnatal witri rok'atan lillahi ta'ala Allahu akbar “ (1 rakaat)

DZIKIR SEBAN YAK-BANYAKNYA JAHAR DAN KHOFI sampai menjelang subuh Jam 04.00

10. SUNNAT SUBUH 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatas shubhi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

11. SUNNAT LIDAF'IL BALA'I 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal lidafil bala'i rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

12. SEMBAHYANG SUBUH 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli fardhus shubhi rok'ataini adaa'an lillahi ta'ala Allohu akbar  “

DZIKIR 165X {BOLEH LEBIH}:

 “ Laa ilaaha illallooh “

Jam 06.00

13. SUNNAT ISROQ 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal isroq rok'atani lillahi ta'ala Allahu akbar "

14. SUNNAT ISTI'ADAH 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal isti'adatan rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

15. SUNNAT ISTIKHAROH 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal istikharoh rok'ataini lillahita'ala Allohu akbar “

Jam 09.00

6. SUNNAT DHUHA 8 RAKAAT 4 X SALAM PALING SEDIKIT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal dhuha rok'ataini lillahita'ala Allohu akbar “

17. SUNNAT KIFAROTIL BAOLI 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan likafarotil baoli rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

Jam 12.00

18. SUNNAT QOBLIYAH DUHUR 2 RAKAAT I X SALAM

“ Usholli sunnatan dhuhri rok'ataini qobliyatan lillahi ta'ala Allohu akbar “

19. SEMBAHYANG DHUHUR 4 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli fardhud dhuhri arba'a roka'atin adaa'an Allohu akbar “

DZIKIR 165 X (BOLEH LEBIH) :

“ Laa ilaaha illallooh “

20. SUNNAT 13A'DA DUHUR 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatad dhuhri rok'ataini basdiyatau lillulri ta'ala Allohu akbar “

Jam 15.00

21. SUNNAT 'ASHAR 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal 'ashri rok'ataini lillahi ta'ala Allahu akbar “

22. SEMBAHYANG ASHAR 4 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli fardhu ashri arba'a roka'atin adaa'an lillahi ta'ala Allohu akbar “

DZIKIR 165X(BOLEH LEBIH):

“ Laa ilaaha illallooh “

Jam 18.00 23. SUNNAT QOBLA MAGHRIB 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal maghribi rok'ataini qobliyatan lillahi ta'ala Allohu akbar “

24. SEMBAHYANG MAGHRIB 3 RAKAAT 1 X SALAM :

" Usholli fardlol maghribi tsa latsa roka'atin adaa'an lillahi ta'ala Allohu akbar “

DZIK1R 165 X (BOLEH LEBIH) :

“ Laa ilaaha illallooh “

25. SUNNAT BA'DA MAGHRIB 2 RAKAAT I X SALAM

“ Usholli Sunnatal maghribi rok'ataini ba'diyatan lillahi ta'ala Allohu akbar “

26. SUNNAT AWWABIN 6 RAKAAT 3 X SALAM PALING SEDIKIT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal awwabin rok'ataini lillahita'ala Allohu akbar “

27. SUNNAT TAUBAT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatat taubati rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

28. SUNNAT BIRRUL WALIDAINI 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan birrulwalidaini rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

29. SUNNAT LIHIFDHIL IMAN 2 RAKAAT :

“ Usholli sunnatal lihifdhil iman rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

30. SUNNAT LISYUICRI NIKMAT 2 RAKAAT 1 X SALAM

“ Usholli sunnatal lisyukrin nikmati rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

Jam 19.00 31

31. SUNNAT QOBLAL'ISYA 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan 'isya'i rok'ataini qobliyatan lillahi ta'ala Allohu akbar “

32. SEMBAHYANG'ISYA 4 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Ushollifardlol 'isya'i arba'a roka'atin adaa'an lillahi ta'ala Allohu akbar “

33. SUNNAT BA'DA ISYA 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal 'isya'i rok'ataini ba'diyatan lillahi ta'ala Allohu akbar ”

DZIKIR 1 65 X (BOLEH LEBIH) :

 “ Laa ilaaha illallooh “

Jam 21.30

34. SUNNAT SYUKRUL WUDLU 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan syukrul wudlu'i rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

35. SUNNAT MUTHLAQ 4 RAKAAT 2 X SALAM PALING SEDIKIT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal muthlaq rok’ataini lillahi ta'alaAllahu akbar “

36. SUNNAT ISTIKHAROH 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatan istikharoh rok'ataini lillahi ta'ala Allohu akbar “

37. SUNNAT HAJAT 2 RAKAAT 1 X SALAM :

“ Usholli sunnatal hajati rok'ataini lillahi ta'alaAllohu akbar “

Keterangan : Ba'da fatihah qulhu 11x tiap-tiap rakaat

38. AMALAN SETELAH SEMBAHYANG SEBELUM TIDUR (BERDO'A)

Kepala miring ke kanan, tangan diletakan dibawah pipinya lalu membaca :

“ Bismikallahumma ahyaa wabis bismika amuutu “

Terus baca :

Yaalatif ( sampai tertidur )

39. AMALAN SETELAH BANGUN TIDUR (BERDO'A) :

“ Alhamdulillahil ladzi ahyana bai’dama amatana wa ilaihin nusyur “

40. AMALAN SEBELUM MAKAN :

“ Bismillahirrahmaanirrahiim Allohuma bariklana fima razaqtana wa qina 'adza bannar “

41. AMALAN SELESAI MAKAN DAN MINUM :

 “ Alhamdulillahilladzi at’amana wasaqona waja'alna muslimin “

42. ADAB SOPAN SANTUN BERGAUL

Pertama-tama dimana bertemu dengan kaum muslimin bacalah :

“ Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “

Yang diberi salam harus menjawab :

“ Wa' alaikumus salam Warahmatullahi Wabarakatuh “


Pengikut-Pengikut Jalan Kerohanian





Pengikut-Pengikut Jalan Kerohanian


Orang-orang yang mengikuti jalan kerohanian terbahagi kepada dua bahagian atau golongan. Golongan pertama ialah yang termasuk ke dalam kumpulan Sunnis; mereka yang mengikuti peraturan Quran dan amalan serta peraturan yang berasal daripada kelakuan dan perbuatan Rasulullah s.a.w. Mereka ikuti peraturan ini dalam perkataan, perbuatan, pemikiran dan perasaan, dan mereka mengikuti maksud batin agama – iaitu mereka mengerti bukan ikut secara taklid buta. Mereka beramal dan hidup menurut peraturan agama, merasainya dan menikmatinya, bukan semata-mata menanggung sesuatu yang dipaksakan ke atas mereka. Inilah jalan kerohanian yang mereka ikut. Inilah persaudaraan hamba-hamba Allah yang berkasih sayang. Sebahagian daripada mereka dijanjikan syurga tanpa hisab, yang lain akan menderita sedikit azab hari kiamat dan kemudian masuk syurga. Namun ada juga sebahagian yang memasuki neraka beberapa ketika yang singkat untuk menyucikannya daripada dosa sebelum masuk syurga. Tiada yang akan kekal di dalam neraka. Yang akan kekal di dalam neraka ialah orang kafir dan munafik.

Golongan kedua terdiri daripada kumpulan-kumpulan yang bidaah. Nabi s.a.w telah memberi peringatan, “ Kamu, seperti Bani Israil sebelum kamu, seperti umat Isa anak Maryam, akan dibahagikan dan dipisahkan di antara satu sama lain. Sebagaimana mereka mereka-reka dan mengubah-ubah, kamu juga akan mengadakan bidaah. Dengan masa berlalu dalam bidaah, tentangan dan dosa, kamu akan jadi seperti mereka dan berbuat yang sama. Jika mereka masuk ke dalam lubang ular yang berbisa kamu juga akan mengikuti mereka. Kamu patut tahu Bani Israil berpecah kepada tujuh puluh satu kumpulan. Kesemuanya dalam kesesatan kecuali satu. Dan orang Nasrani berpecah kepada tujuh puluh dua kumpulan, dan semuanya sesat kecuali satu. Aku bimbang umatku akan dipecahkan kepada tujuh puluh tiga kumpulan. Ini terjadi kerana mereka mengubah yang benar kepada yang salah dan yang haram kepada yang halal menurut pertimbangan mereka sendiri, untuk muslihat dan keuntungan mereka, kecuali satu, semua kumpulan itu akan ke neraka, dan kumpulan yang satu itu akan selamat.” Bila ditanya siapakah yang satu diselamatkan itu baginda bersabda, “Mereka yang mengikuti kepercayaan dan perbuatanku serta para sahabatku”.

Di bawah ini dinyatakan sebahagian daripada jalan bidaah yang dipegang dan diikuti oleh orang-orang yang mengakui diri mereka orang kerohanian: Hululiyya – percaya kepada penjelmaan dalam bentuk makhluk atau manusia, mendakwa halal melihat tubuh dan wajah yang cantik, samada perempuan atau lelaki, siapa sahaja samada isteri-isteri atau suami-suami, anak-anak perempuan atau saudara-saudara perempuan orang lain. Mereka juga bercampur dan menari bersama-sama. Ini jelas bertentangan dengan peraturan Islam dan menjaga kesucian dan kehormatan di dalam peraturan tersebut.

Haliyya – mencari kerasukan zauk dengan cara menari, menyanyi, menjerit dan bertepuk tangan. Mereka mendakwa syeikh mereka berada dalam suasana yang mengatasi batasan hukum agama. Jelas sekali mereka terpesung jauh daripada perjalanan Nabi s.a.w yang dalam tindak tanduk mematuhi hukum agama.

Awliya’iyya – mendakwa mereka berada dalam kehampiran dengan Allah dan mengatakan bila hamba hampir dengan Tuhan semua kewajipan agama terangkat daripada mereka. Seterusnya mereka mendakwa seorang wali, orang yang hampir dengan Allah, menjadi sahabat akrab-Nya, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada nabi. Mereka mengatakan ilmu sampai kepada Rasulullah s.a.w melalui Jibrail sementara wali menerima ilmu secara langsung dari Tuhan. Pandangan salah tentang suasana mereka dan apa yang mereka sifatkan kepada diri mereka adalah dosa mereka yang paling besar yang membawa mereka kepada bidaah dan kekufuran.

Syamuraniyya – percaya dunia ini kekal abadi, dan sesiapa yang mengucapkan perkataan abadi akan terlepas daripada tuntutan agama, lagi mereka tidak ada hukum halal dan haram. Mereka menggunakan alat musik dalam upacara ibadat mereka. Mereka tidak memisahkan lelaki dengan perempuan. Mereka tidak membezakan dua jantina itu. Mereka adalah kumpulan kafir yang tidak boleh diperbetulkan lagi.

Hubiyya – mengatakan bila manusia sampai ke peringkat cinta mereka bebas daripada semua kewajipan agama. Mereka tidak menutup kemaluan mereka.

Huriyya – seperti Haliyya, enggan menjerit, menyanyi, menari dan bertepuk tangan, mereka menjadi kerasukan dan di dalam suasana kerasukan itu mereka mendakwa mengadakan hubungan jenis dengan bidadari; bila keluar dari kerasukan mereka mandi junub. Mereka dimusnahkan oleh pembohongan mereka sendiri.

Ibahiyya – enggan mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran. Mereka menghukumkan haram sebagai halal. Mereka memahatkan pendapat ini kepada kaum perempuan. Bagi mereka semua perempuan halal bagi semua lelaki.

Mutakasiliyya – menjadikan prinsip kemalasan dan meminta sedekah dari rumah ke rumah sebagai cara mendapatkan keperluan harian mereka. Mereka mendakwa telah meninggalkan segala hal ehwal dunia. Mereka gagal dan terus gagal di dalam kemalasan mereka.

Mutajahiliyya – berpura-pura jahil dan dengan sengaja berpakaian tidak sopan, cuba menunjukkan dan berkelakuan seperti orang kafir, sedangkan Allah berfirman, “Jangan cenderung kepada yang berbuat dosa”. (Surah Hud, ayat 113). Nabi s.a.w bersabda, “Sesiapa yang cuba berlagak seperti satu kaum dia dianggap salah seorang dari mereka”.

Wafiqiyya – mendakwa hanya Allah yang boleh kenal Allah. Jadi, mereka membuang jalan kebenaran. Kejahilan yang disengajakan membawa mereka kepada kemusnahan.

Ilhamiyya – berpegang dan mengharapkan kepada ilham, meninggalkan ilmu pengetahuan, melarang belajar, dan berkata Quran adalah hijab bagi mereka, dan fikiran puisi adalah Quran mereka. Mereka meninggalkan Quran dan sembahyang, sebaliknya mengajarkan anak-anak mereka puisi.

Pemimpin-pemimpin dan guru-guru dari kumpulan Sunni mengatakan para sahabat, dengan berkat kehadiran Rasulullah s.a.w di tengah-tengah mereka, berada dalam suasana zauk dan keghairahan kerohanian yang sangat tinggi. Pada zaman kemudian peringkat kerohanian yang demikian tidak tercapai lagi oleh orang ramai dan ia menjadi semakin hilang. Yang masih tinggal diturunkan kepada pewaris-pewaris kerohanian pada jalan kebenaran Ilahi, yang kemudiannya terbahagi kepada banyak cabang-cabang. Ia berpecah kepada terlalu banyak kumpulan sehingga kebijaksanaan dan tenaganya menjadi sangat berkurangan dan berselerak. Dalam banyak kes segala yang tinggal hanyalah rupa yang dibaluti oleh pakaian guru kerohanian tanpa sebarang makna, kekuatan dan tenaga di bawah pakaian tersebut. Walaupun dalam suasana kosong itu ia masih juga berpecah dan berganda, bertukar menjadi bidaah. Sebahagian menjadi Qalandari – peminta sedekah yang mengembara. Yang lain menjadi Haydari dan berpura-pura menjadi wira. Yang lain pula menamakan diri mereka Adhami dan berpura-pura mengikuti wali Allah Ibrahim Adham yang meninggalkan takhta kerajaan dunia ini. Masih ramai lagi yang lain.

Dalam zaman kita mereka yang mengikuti jalan kebenaran sesuai dengan hukum agama menjadi semakin berkurangan. Pengikut-pengikut yang benar pada jalan ini boleh dikenali melalui dua kenyataan. Pertama, kenyataan zahir, yang menunjukkan keadaan kehidupan harian mereka yang dibentengi oleh hukum dan amalan agama. Kedua kenyataan dalaman, contoh teladan yang si pencari itu ikuti dan lahirkan dan dengan apa yang dia dibimbingkan. Sesungguhnya tiada yang lain untuk diikuti melainkan Nabi Muhamamd s.a.w, yang menjadi teladan, yang pada satu masa dahulu baginda sendiri berada dalam suasana mencari dan kebenaranlah yang baginda cari. Tanpa ragu-ragu roh suci baginda sahaja yang menjadi perantaraan. Itulah undang-undang yang mesti dipatuhi oleh orang yang beriman bagi penerusan kehidupan agama dalam kehidupan. Cara lain, wali yang memiliki pesaka kerohanian Nabi s.a.w boleh memberkati si pencari dengan kewujudan kebendaannya. Sesungguhnya syaitan tidak boleh mengambil rupa Nabi s.a.w.

Waspadalah wahai pengembara pada jalan kerohanian, orang buta tidak boleh memimpin orang buta. Perhatian kamu mesti bersungguh-sungguh agar kamu dapat membezakan kebaikan yang paling kecil daripada kejahatan yang paling kecil.